Asahan, NusaNEWSTV.com – Hendak mendemo Kepala Desa (Kades) Manten Simbolon, belasan aktivis dihadang dan diusir ratusan masyarakat Desa Buntu Pane, Kecamatan Buntu Pane, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut). Ratusan warga setempat ini menghadang dan mengusir sejumlah aktivis ini pakai telur busuk dan air mineral, Kamis (10/10/2024) sekira pukul 12.30 Wib.
Kedatangan belasan massa yang datang mengaku dari Pemuda dan Mahasiswa Aktivis Sumatera Utara (Pena Sumut) rencananya melakukan aksi demonstrasi di Kantor Kades Buntu Pane datang dengan mengendarai sepeda motor, mobil pick-up dan membawa sound sistem sebagai alat pengeras suara.
Namun, sebelum sampai di Kantor Desa Buntu Pane, ratusan warga Buntu Pane langsung melakukan aksi penghadangan dan pengusiran para pendemo. Mereka tidak terima Kepala Desa (Kades) Buntu Pane dituding melakukan korupsi Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD).
“Pergi kalian dari sini, jangan kalian buat kegaduhan dengan memfitnah Kades kami. Desa kami ini sudah aman dan tenteram. Jangan kalian demo Kades kami. Kades kami orangnya amanah dan baik,” teriak Rudi salah seorang warga yang melakukan aksi pengusiran.
“Kalau kalian mendemo Kades kami, ratusan warga Buntu Pane yang akan berhadapan dengan kalian. Tidak senang kami Pak Manten kalian fitnah sebagai orang yang korupsi,” teriak Andri, warga Dusun I Buntu Pane.
Meskipun mereka dihadang dan dihardik oleh ratusan warga, namun mahasiswa ini tetap bertahan tidak mau pergi dari desa tersebut. Melihat pendemo tidak mau membubarkan diri, warga Desa Buntu Pane ini langsung emosi dengan melempari belasan mahasiswa dan pemuda dengan telur busuk dan air mineral.
“Cepat pergi kalian dari sini. Kalau tidak, tak bisa pulang kalian dari sini. Jangan kalian pancing kemarahan kami. Ini desa kami yang kami cintai, jangan kalian kotori,” tegas warga sembari mengusir aktivis.
Kericuhan saling tarik dan dorong sempat terjadi antara warga dengan aktivis ditengah jalan. Beruntung, Polisi yang sedari tadi mengawal aksi melakukan pengamanan, langsung sigap menyelamatkan mahasiswa dengan menyuruh mereka pergi dari lokasi.
Karena sudah ada amukan massa yang emosi dengan melihat kedatangan mereka, para mahasiswa langsung pergi berlarian terbirit-birit meninggalkan Desa Buntu Pane. Melihat mereka balik kanan, warga inipun langsung berhenti mengejar pendemo.
Terpisah, Kades Buntu Pane Manten Aperi Simbolon, SH yang dikonfirmasi wartawan di lokasi mengaku kaget terkejut dengan aksi spontanitas warganya itu. Pasalnya, warga Desa Buntu Pane dan warga desa lainnya datang dengan sendirinya berbondong-bondong datang ke kantor desa tanpa dikomandoi. “Warga yang datang ini karena tidak senang dengan tudingan sejumlah mahasiswa yang menuduh saya korupsi,” kata Manten.
“Saya terkejut dengan aksi masyarakat Desa Buntu Pane dan masyarakat 10 desa lainnya yang datang kesini. Mereka tidak ada saya panggil, tetapi mereka datang sendiri. Bahkan, warga datang didampingi dengan 10 orang Kades lainnya untuk mendukung dan mensuport saya,” terang Manten.
Pantauan wartawan di lokasi, melihat beberapa aktivis mahasiswa yang akan menggelar aksi di Kantor Kepala Desa Buntu Pane itu dihadang dan di usir paksa oleh masyarakat setempat. Sempat terjadi kericuhan antara kedua belah pihak. Namun, dengan cepat diatasi oleh Kepolisian dari Polres Asahan.
Dalam aksi itu, sempat terdengar ratusan warga berteriak mengucapkan “Hidup kotak kosong. Pilih kolom kosong,” teriak warga di depan sepuluh Kades dan Camat Buntu Pane serta Polisi. (ZN)